Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEMUNCAR : Sang Perawan di Balik Lereng Timur Merbabu

Foto : Air terjun Tempuran / Desty Luth

MATA BUDAYA-Lereng Timur gunung Merbabu memendam kerinduan atas ketinggian menjadi alasan utama menjejakan kaki di air terjun Semuncar. 
Air terjun Semuncar memiliki keindahan yang sangat memanjakan mata. Berada  dibalik lereng timur gunung Merbabu, Air terjun ini menyimpan banyak sekali keindahan.

Semuncar menjadi destinasi wisata bagi para traveller yang menyukai tantangan dan memiliki adrenalin yang tinggi. Dari segi lokasi, Semuncar tidak mudah dijangkau dengan medan yang terjal dan bebatuan. Akses menuju air terjun utama melalui jalur setapak dan sungai berbatu. 

Letak geografis air terjun Semuncar berada di desa Candisari, kecamatan Ampel, kabupaten Boyolali. Air terjun ini bersembunyi dibalik lereng timur gunung Merbabu. 
Foto : medan melewati jalan terjal dan berbatu menyusuri sungai/ Desty Luth

Perjalananpun dimulai…
Kami berangkat dari Kartasura beranggotakan 3 orang. Perjalanan kali ini kita beri nama “Trip Semuncar Bersama Trio Gondrong wek wek.”  (mohon maaf jka nanti di video muka beserta pembawaan dirasa tidak cukup mengenakkan di mata dan hati)
Setibanya di beskem Semucar, kami disambut hangat oleh bapak penjaga beskem untuk kemudian disuruh masuk beristirahat terlebih dahulu. Sambil mengobrol dengan beliau, kami juga disuguhkan kopi khas Semuncar. Setelah semua dirasa cukup, kami melakukan registrasi sebelum melakukan tracking. Doa tak luput dipanjatkan agar keselamatan selalu menyertai di setiap perjalanan kami nantinya.
Langkah kaki mulai dijejakkaan. Awal mula kita akan melewati makam Syekh Maulana Ibrahim Maghribi. Bentuk penghormatan kepada beliau menghentikan langkah sejenak untuk mendoakan. Menurut informasi dari Bapak penjaga beskem Semuncar, estimasi waktu yang ditempuh untuk sampai ke air terjun Semuncar kurang lebih 2 jam perjalanan.

Jalur setapak menjadi akses untuk menyusuri aliran sungai menuju Air terjun Semuncar. Setelah beberapa langkah kami berhenti dan terpana menyaksikan secuil keindahan dengan bukit yang hijau dan bebatuan alam yang tersebar sehingga menghasilkan perpaduan panorama alam yang sungguh memanjakan mata. 
Sumpah iki apik bangetttt

Terdapat 3 air terjun dalam river trekking ini. Curug Semuncar adalah air terjun utama yang akan kita tuju nanti. Sebelum sampai ke Semuncar, kita akan melewati curug Tempuran. Di air terjun ini, biasanya digunakan untuk ibadah warga lokal Semuncar. Setelah itu, kita juga akan disuguhkan curug Si Pongok sebelum nantinya kita akan menjumpai curug Semuncar.

Kurang lebih 45 menit setelah berjalan menyusuri jalan setapak dan bebatuan, kami akhirnya  tiba di air terjun pertama, yaitu Curug Tempuran. Di sini, kita bertemu dengan sepasang keluarga yang sedang beribadah. Menurut bapak tersebut, ada mitos mengenai tidak boleh mengambil foto orang sembarang ketika sedang melakukan ibadah. Sebab kata beliau, dahulu ada yang diam-diam mengambil foto kemudian sesampainya di beskem foto tersebut tidak dapat dihapus dan harus kembali ke air terjun Tempuran untuk dapat menghapus foto tersebut. 
Setelah cukup kami beristirahat dan membasuh muka, perjalanan dilanjutkan Kembali untuk menuju air terjun ke dua.
Tracking dilanjutkan menuju air terjun kedua. Jalur yang ditempuh mulai berbeda dari awal perjalanan tadi. Di sepanjang perjalanan, kita banyak melewati aliran sungai yang cukup deras. kewaspadaan mulai ditekankan dalam trakcing ini karena salah langkah sedikit jadinya akan fatal. 
Foto : Nuansa alam Lereng Timur Merbabu / Desty Luth

Setelah berjalan kurang lebih 30 menit, kita tiba di air terjun kedua yaitu Curug Si pongok. Di samping persis air terjun ini, terdapat tali untuk kita melakukan climbing. Perjalanan dari air terjun kedua menuju Semuncar inilah yang menguras tenaga, fikiran dan adrenalin. Karena medan yang ditempuh semakin berat. 
Aliran sungai yang lebih deras dari sebelumnya, jalanan setapak yang licin dan penuh jurang siap untuk menguji adrenalin. Mulut tak henti untuk selalu berdoa. Mata tak henti untuk selalu melihat lebih waspada.
Di sela perjalanan, kita menjumpai satu rombongan yang berasal dari Semarang yang sedang melewati jalan setapak yang sangat licin dan bawahnya langsung jurang yang sangat suram. Untuk melewati jalan tersebut, kita harus mengantri terlebih dahulu. Akan tetapi kita mencari jalan lain dan akhirnya kita berhasil menemukan jalan lain tepatnya diatas jalan setapak yang dilewati rombongan tersebut.

Setelah berjalan kurang lebih 1 jam, akhirnya kita sampai di tujuan utama. Air terjun Semuncar dengan berbagai keindahan yang disuguhkan. Pemandangan yang hijau, air yang keluar dari sela bebatuan, dan pemandangan yang luar biasa membayar lelah kita selama diperjalanan tadi. Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang telah menciptakan keindahan alam untuk kami nikmati dan tentunya kami jaga.

Setelah cukup berfoto dan juga duduk santuy menikmati snack ringan yang dibawa, kita beranikan diri untuk mendekat ke sumber air terjun yang sangat dingin. Tidak sampai 5 menit, kita menyudahi untuk kemudian menjauh dan bergabung dengan rombongan lain,  mencari kehangatan di api unggun yang dibuat oleh bapak porter. Kita bertemu dengan dua bapak porter yang menemani rombongan dari kota Salatiga yang lebih dahulu tiba di air terjun Semuncar ini.

Jam menunjukkan pukul 15.45 menit. Bapak porter memberitahukan bahwa maksimal jam 16.00 semua pengunjung harus kembali ke basecamp. Setelah itu kami beserta rombongan dan juga bapak porter melanjutkan perjalanan untuk pulang menuju basecamp. 

Di perjalanan pulang, kami berpisah dengan rombongan dan juga bapak porter. Kami mengeksplore dan menemukan jalan lain yang penuh dengan pemandangan yang begitu indah. Dengan mengikuti pipa aliran air, kami mulai melakukan perjalanan. Jalan yang dilalui ialah jalan setapak yang terus menanjak melewati perkebunan warga dan juga hutan. 
Hari semakin sore, keindahan matahari terbit dan langit oranye dapat menemani dalam setiap perjalanan kami. pukul 17.25 kita tiba dibeskem dengan selamat.

Begitulah cerita perjalanan kami di Lereng Timur Merbabu,untuk kalian yang penasaran bagaimana keseruan kami selama diperjalanan, bisa langsung tonton video kami di youtube  chanel Mata Budaya

Termiakasih dan salam budaya.

(Fata Imad)


Posting Komentar untuk "SEMUNCAR : Sang Perawan di Balik Lereng Timur Merbabu"