Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muak Mau Muntah

Akhir-akhir ini pelecehan, aids dan sejenisnya menjadi makanan sehari-hari. Angka kasus kekerasan seksual di Wonogiri meningkat, ku arsipkan sekitar bulan April pada koleksi tugasku sehari-hari.

Kemudian, belum ada sepekan kasus kekerasan dan pelecehan di kota di mana aku mencari uang juga meningkat sebesar 183 persen.

Seperti belum kering aku harus lari pontang-panting mengejar kerusuhan yang diduga api itu tersulut karena pelecehan lagi dan lagi. Bosan tapi ini nyata.

Belum ada 24 jam aku mendengar kembali kasus virus HIV aids di Kota yang katanya penuh dengan orang sopan meningkat bukan satu dua gelintir, tapi ratusan, dan itu terhitung hanya pada Januari-Juli 2022 saja.


Aku mengingat kembali, pengalaman terburukku menjadi salah satu narasumber diskusi dengan tema perempuan, lucunya narasumber lain isinya laki-laki yang ku nilai mereka mempunyai pemikiran patriarki garis keras.

Kenapa begitu, karena narasumbernya itu terus apa pun pembahasannya. Kayak pengen viral gitulah dzolim intinya.

Tema yang seharusnya membahas tentang keamanan seorang wanita berubah 360 derajat.

Narasumber yang dihadirkan necis-necis bawa buku setebal kitab suci. Ada yang ngaku ahli sejarawan, seorang seniman, dan musisi.

Tapi kurasa sepertinya pola pikir terkerdilkan mengenai norma kesopanan.

Kenapa aku bilang begitu? ketidaksadaran bahwa pelaku pelecehan seksual tidak sadar dia dirinya melecehkan itu adalah hal yang minta di maklumkan. Aku menyebutnya pemakluman tidak wajar. 

Muak, pengen muntah dan ingin menghilang di forum yang kunilai dzolim ! Mau tertawa karena lucu, mau heran ini di yang katanya sopan.

Posting Komentar untuk "Muak Mau Muntah"